Senin, 23 Agustus 2010

PROSPEK BIOETANOL


A.Pengantar

Bioetanol atau Biofuel dikenal sebagai Bahan Bakar Nabati yang ramah lingkungan, merupakan sumber energi terbarukan yang menjadi alternatif pengganti (substitusi) dari bahan bakar minyak yang akan habis ketersediaannya sebagaimana yang telah mulai dirasakan masyarakat dunia saat ini.

Indonesia telah mengeluarkan regulasi tata-niaga produksi dan pemanfaatan bioetanol (biofuel) melalui KepMen tertangal 26 September tahun 2008 yang memungkinkan dunia usaha mengembangkan produksi bioetanol (biofuel) untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Disamping itu, Kementererian ESDM dan TIMNAS BIOETANOL terus menggalakkan inovasi pengembangan produksi bioetanol di Indonesia.

B. Regulasi Pemerintah

  • Kewenangan setingkat Gubernur untuk izin operasional kapasitas produksi diatas 5.000 ton/tahun s/d 10.000 ton/tahun.
  • Kewenangan setingkat Bupati/Walikota, untuk izin operasional kapasitas produksi hingga 5.000 ton/tahun.
  • Setiap daerah Propinsi/Kabupaten-Kota wajib memanfaatkan penggunaan bioetanol hingga 15% dari kuota BBM didaerahnya.
  • Penggunaan untuk kendaraan otomotif maksimal 10% dari kuota nasional, dalam bentuk campuran.
    Catt. Campuran 9 liter bensin premium + 1 liter bioetanol = PERTAMAX Plus
  • Indikasi harga disesuaikan dengan mekanisme pasar, atau dibawah BBM Non Subsidi
  • Peluang distribusi secara mandiri (independent).
  • Peluang eksport bioetanol

C. Pemanfaatan Produk Bioetanol

  1. Kadar 60% s/d 70%, sebagai substitusi produk alkohol (industri farmasi) sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis minyak tanah
  2. Kadar 70% s/d 80%, sebagai substitusi produk alkohol (industri farmasi)
  3. Kadar 70% s/d 90%, sebagai bahan pendukung produksi makanan & minuman
  4. Kadar 99,5% sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis bensin.

D. Peluang Industri Pendukung Produksi Bioetanol

  1. Kompor Bioetanol,
    a. Teknologi produksi sederhana dan mudah dikembangkan (inovasi)
    b. Tidak membutuhkan alat pendukung seperti tabung gas elpiji
    c. Nilai efisiensi dan ekonomis sangat tinggi
    · satu liter bioetanol samadengan dua setengah liter minyak tanah
    · proses pemasakan tidak ber-jelaga (bercak hitam) pada wadah memasak
    · proses peng-api-an sangat aman
    · kualitas peng-api-an lebih baik dibandingkan gas
    d. Peluang pasar yang besar dan lebar
  2. Depo Distribusi Bioetanol
    a. Penjualan Produk Campuran
    b. Penjualan Eceran Rumah Tangga dan Industri
  3. Bengkel Modifikasi
    a. Spare-part modifikasi sederhana kendaraan roda dua, atau bengkel modifikasi
    b. Spare-part modifikasi sederhana generator listrik, atau bengkel modifikasi

E. Hambatan dan Tantangan

  1. Kapasitas produksi tertinggi bioetanol yang di-izinkan pemerintah tidak mencukupi untuk memenuhi pasokan kebutuhan nasional dan mengurangi peluang pencapaian laba maksimum.
  2. Pengembangan jaringan produksi dan pemasaran pada setiap wilayah kerja setingkat propinsi dan kabupaten dalam bentuk kemitraan terintegrasi (pendekatan konsorsium) adalah tantangan yang menjanjikan bagi pertumbuhan usaha dan investasi
  3. Pergerakan pasar cenderung bersifat lokal – teritorial, sehingga kualitas dan stabilitas kultur korporasi dan kebijakan manajemen menjadi isu utama untuk dibakukan.

Aren Bioethanol

  • 60% pohon aren di dunia terdapat di Indonesia (Provinsi Sulawesi, Maluku, Papua, dan Sumatera)
  • Getah pohon aren mengandung air nira (saguer) yang dikumpulkan dari
  • Getah dipanen untuk menghasilkan gula dan dapat juga difermentasikan mnjadi cuka dan arak
  • Getah yang telah difermentasikandidestilasi untuk dikembangkan menjadi sumber biofuel (ethanol) yang utama
  • Pohon aren yang (?) digunakan untuk produksi tepung sagu
  • Pohon aren mulai dapat disadap setelah berumur 5 tahun
  • Produktivitas pohon aren mencapai hingga 5 tahun
  • Pohon aren mampu menghasilkan 20 liter air nira per-hari dengan potensi produksi 36.000 liter per pohon.
  • Harga air nira aren berkisar antara Rp. 150,- – 250,- / liter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar